Kehidupan Kolektif

by 1:41 AM 0 comments
Kehidupan Kolektif


1.    Latar belakang Pranata Sosial

Manusia dalam kesehariannya senantiasa melakukan tindakan –tindakan interaksi antarindividu yang tidak terhitung banyaknya. Sebagian terbesar tindakan yang dilakukan adalah berpola, baik yang berpola secara resmi maupun yang tidak berpola secara resmi. Suatu system norma khusus yang menata suatu keperluan khusus dari manusia dalam kehidupan bermasyarakat disebut dengan Pranata.
Di antara kita mungkin sudah ada yang telah mengenal apa itu pranata sosial, Pranata sosial merupakan wadah yang memungkinkan untuk berinteraksi menurut pola prilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di sekitarnya. Namun manusia dapat melakukan banyak aktivitas atau berinteraksi dengan individu-individu.  Manusia selalu dapat melakukan banyak tindakan antar individu dalam rangka hidup bermasyarakat.

PRANATA SOSIAL
Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dalam hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan khusus dalam masyarakat. Pranata sosial berasal dari bahasa asing social institutions, itulah sebabnya ada beberapa ahli sosiologi yang mengartikannya sebagai lembaga kemasyarakatan, di antaranya adalah Soerjono Soekanto. Lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai himpunan norma dari berbagai tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain, pranata sosial merupakan kumpulan norma (sistem norma) dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Secara umum, pranata sosial mempunyai beberapa fungsi.
Berikut ini fungsi-fungsi pranata sosial.
a.       Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat dalam hal bertingkah laku dan bersikap dalam menghadapi masalah kemasyarakatan.          
b.      Menjaga keutuhan dan integrasi masyarakat.
c.       Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial, artinya sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.            

             Selain fungsi umum tersebut, pranata sosial memiliki dua fungsi besar yaitu fungsi manifes (nyata) dan fungsi laten (terselubung).     
a.       manifes adalah fungsi pranata sosial yang nyata, tampak, disadari dan menjadi harapan sebagian besar anggota masyarakat. Misalnya dalam pranata keluarga mempunyai fungsi reproduksi yaitu mengatur hubugnan seksual untuk dapat melahirkan keturunan.      
b.      Fungsi laten adalah fungsi pranata sosial yang tidak tampak, tidak disadari dan tidak diharapkan orang banyak, tetapi ada. Misalnya dalam pranata keluarga mempunyai fungsi laten dalam pewarisan gelar atau sebagai pengendali sosial dari perilaku menyimpang.

         Meskipun pranata sosial merupakan sistem norma, tetapi pranata sosial yang ada di masyarakat memiliki ciri serta kekhasan tersendiri yang membedakannya dengan norma sosial. Adapun ciri-ciri atau karakteristik pranata sosial adalah meliputi hal-hal berikut ini.  
     
a.       Memiliki Lambang-Lambang / Simbol            
Setiap pranata sosial pada umumnya memiliki lambang-lambang atau simbol-simbol yang ter-wujud dalam tulisan, gambar yang memiliki makna serta menggambarkan tujuan dan fungsi pranata yang bersangkutan. Contoh cincin pernikahan sebagai simbol dalam pranata keluarga, burung garuda merupakan simbol dari pranta politik negara Indonesia.



b.       Memiliki Tata Tertib dan Tradisi       
Pranata sosial memiliki aturan-aturan yang menjadi tata tertib serta tradisi-tradisi baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang akan menjadi acuan serta pedoman bagi setiap anggota masyarakat yang ada di dalamnya. Contohnya dalam pranata keluarga seorang anak wajib bersikap hormat kepada orang tua, namun tidak ada aturan tertulis yang baku tentang deskripsi sikap tersebut. Sementara itu dalam pranata pendidikan ada aturan-aturan tertulis yang wajib dipatuhi semua warga sekolah yang tertuang dalam tata tertib sekolah.


c.       Memiliki Satu atau Beberapa Tujuan            
Pranata sosial mempunyai tujuan yang disepakati bersama oleh anggota masyarakat. Tujuan pranata sosial kadang tidak sejalan dengan fungsinya secara keseluruhan. Contoh: Pranata ekonomi, antara lain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

d.      Memiliki Nilai   
Pranata sosial merupakan hasil pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku dari sekelompok orang atau anggota masyarakat, mengenai apa yang baik dan apa yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian pranata sosial terdiri atas adat istiadat, tradisi atau kebiasaan serta unsur-unsur kebudayaan lain yang secara langsung maupun tidak langsung bergabung dalam suatu fungsi, sehingga pranata sosial tersebut mempunyai makna atau nilai di dalam masyarakat tersebut. Contoh tradisi dan kebiasaan dalam pranata keluarga adalah sikap menghormati atau sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua.


e.      Memiliki Usia Lebih Lama (Tingkat Kekekalan Tertentu)             
Pranata sosial pada umumnya memiliki umur lebih lama daripada umur manusia. Pranata sosial pada umumnya tidak mudah berganti atau berubah. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya pranata sosial yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pranata sosial yang telah diterima akan melembaga pada setiap diri anggota masyarakat dalam jangka waktu relatif lama sehingga dapat di-tentukan memiliki tingkat kekekalan tertentu.

f.       Memiliki Alat Kelengkapan
               Pranata sosial dan memiliki sarana dan prasarana yang digunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya mesin produksi pada sebuah pabrik merupakan sarana dalam pranata ekonomi untuk menghasilkan barang.

 Menurut Koentjaraningrat, 1986, semua pranata dapat di klaskan delapan golongan, yaitu:

·         Kinship (Domestic Institutions) ialah pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan kehidupan kekerabatan.
Contoh: perkawinan, tolong-menolong antar kerabat, pengasuhan kanak-kanak, sopan santun pergaulan antar kerabat.

·         Economic Institutions ialah pranata yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencarian hidup, memproduksi, menimbun, menyimpan, mendistribusikan hasil produksi dan harta.
 Contoh: pertanian, perternakan, pemburuan, feodaisme, industry, barter, koperasi.

·         Educational Institutions ialah pranata yang berfungsi memenuhi keperluan penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna.
Contoh: pengasuhan kanak-kanak, pendidikan rakyat, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pemberantasan buta huruf.

·         Scientific Institutions ialah pranata yang berfungsi memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, menyelami alam semesta sekililingnya.
Contoh: metodologi ilmiah penelitian, pendidikan ilmiah.

·         Aesthetic and Recreational Institutions ialah Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk mehayatkan rasa keindahannya dan untuk rekreasi.
Contoh: seni rupa, seni suara, seni garak, seni dram.

·         Religious Institutions ialah Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk berhubungan dengan dan berbakti kepada tuhan atau dengan alam gaib.
 Contoh: doa, kenduri, upacara, bertapa, ceramah, ilmu gaib.

·         Political Institutions ialah Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk mengantar dan mengelola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat, adalah.
Contoh: pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, ketentaraan dan sebagainya.

·          Somatic Intitutions ialah pranata yang berfungsi memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan hidup manusia.
Contoh: pemeliharaan kecantikan, pemeliharaan kesehatan, kedokteran.

Pranata sosial pada dasarnya adalah sistem norma yang mengatur segala tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat. Seperti yang telah dijelaskan di atas, pranata sosial di masyarakat mempunyai beberapa fungsi. Fungsi-fungsi pranata tersebut terwujud dalam setiap macam pranata yang ada di masyarakat.

Adapun macam-macam pranata sosial yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, antara lain pranata keluarga, pranata agama, pranata ekonomi, pranata pendidikan, dan pranata politik.

a. Pranata Keluarga
            Pranata keluarga adalah bagian dari pranata sosial yang meliputi lingkungan keluarga dan kerabat. Pembentukan watak dan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pranata keluarga yang dialami dan diterapkannya sejak kecil. Bagi masyarakat, pranata keluarga berfungsi untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat.

b . Pranata Agama    
Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta mencakup pula tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antarmanusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Jika dilihat dari sudut pandang sosiologi, agama memiliki arti yang lebih luas, karena mencakup juga aliran kepercayaan (animisme atau dinamisme) yang sebenarnya berbeda dengan agama.   
            Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat penganut agama. Berbagai jenis agama dan kepercayaan tumbuh dan berkembang di masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu pranata, yaitu norma yang mengatur hubungan antarmanusia, antara manusia dengan alam, dan antara manusia dengan Tuhannya sehingga ketenteraman dan kedamaian batin dapat dikembangkan.
c . Pranata Ekonomi 
Secara umum, ekonomi diartikan sebagai cabang ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang serta kekayaan (seperti halnya keuangan, perindustrian, dan perdagangan). Dalam hal ini, ekonomi diartikan sebagai tata tindakan dalam memanfaatkan uang, tenaga, waktu, atau barang-barang berharga lainnya.  
            Pranata ekonomi merupakan bagian dari pranata sosial yang mengatur kegiatan ekonomi, seperti produksi, distribusi, dan konsumsi barang/jasa yang dibutuhkan manusia. Pranata ekonomi ada dan diadakan oleh masyarakat dalam rangka mengatur dan membatasi perilaku ekonomi masyarakat agar dapat tercapai keteraturan dan keadilan dalam perekonomian masyarakat. Pranata ekonomi muncul sejak adanya interaksi manusia, yaitu sejak manusia mulai membutuhkan barang atau jasa dari manusia lain. Bentuk paling sederhana dari pelaksanaan pranata ekonomi adalah adanya sistem barter (tukar menukar barang). Akan tetapi, untuk kondisi saat ini, sistem barter telah jarang digunakan dan sulit untuk diterapkan. Secara umum, peran-peran pranata ekonomi dapat dibedakan atas peran pranata ekonomi produksi, peran pranata ekonomi distribusi, dan peran pranata ekonomi konsumsi.

d . Pranata Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan. Di Indonesia, pendidikan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal). Pada perkembangannya, ada beberapa ahli sosiologi yang menambahkan satu golongan pendidikan lagi, yaitu pendidikan yang diperoleh melalui pengalaman atau kehidupan sehari-hari (pendidikan informal). 
           
 Pranata pendidikan berfungsi untuk mempersiapkan manusia agar mampu mencari nafkah hidup saat ia dewasa kelak. Persiapan-persiapan yang dimaksud, meliputi kegiatan dalam:          
a) meningkatkan potensi, kreativitas, dan kemampuan diri;   
b) membentuk kepribadian dan pola pikir yang logis dan sistematis
c) mengembangkan sikap cinta tanah air.      

e . Pranata Politik      
Politik adalah pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, meliputi segala urusan dan tindakan atau kebijakan mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain. Di dalam hal ini, yang dimaksud politik adalah semua usaha dan aktivitas manusia dalam rangka memperoleh, menjalankan, dan mempertahankan kekuasaan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan negara.      
Pranata politik adalah serangkaian peraturan, baik tertulis ataupun tidak tertulis yang berfungsi mengatur semua aktivitas politik dalam masyarakat atau negara. Di Indonesia, pranata politik tersusun secara hierarki, berikut ini.
a)      Pancasila     
b)      Undang-Undang Dasar 1945         
c)      Ketetapan MPR      
d)      Undang-Undang    
e)      Peraturan Pemerintah          
f)       Keputusan Presiden            
g)      Keputusan Menteri 
h)      Peraturan Daerah

TABEL III
PERBEDAAN ANTARA LEMBAGA DAN PRANATA

LEMBAGA, INSTITUTE, ORGANISASI
PRANATA , INSTITUTION
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PENDIDIKAN TEKNOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA
LEMBAGA EKONOMIDAN KEMASYARAKATAN NASIONAL
PENILITIAN MASYARAKAT
KOMPAS, PENERBIT
JURNALISTIK
DEPARTEMEN HANKAM
KEAMANAN NEGARA
DIVISI SILIWANGI
PERANG
PSSI
OLAHRAGA SEPAKBOLA

Jumlah pranata dalam masyarakat selalu bertambah, terutama dalam maasyarakat yang sedang berkembang, oleh karena itu berrda dalam keadaan transisi dari masyarakat agrarian ke masyarakat industry. Untuk tiap individu dalam masyarakat ada dua macam kedudukan, yaitu kedudukan yang dapat di peroleh dengan usaha, golongan yang pertama disebut kedudukan tergariskan, dan yang kedua disebut kedudukan yang diusahakan.

INTEGRASI MASYARAKAT

            Struktur social dalam hal menganalisa seorang peneliti memerinci kehidupan masyarakat itu ke dalam unsurnya yaitu pranata, kedudukan social dan peranan social, walaupun demikian tujuan si peneliti adalah untuk kemudian mencapai pengertian mengenai prinsip-prinsip kaitan berbagai unsure masyarakat.
Konsep social structure pertama kali di kembangkan oleh seorang tokoh dalam ilmu antropologi yaitu A.R. Radciiffe Brown. Sarjana antropologi inggris ini hidup diantara 1881-1955, yang diantara lain pernah melakukan penelitian diantara orang-orang pygmee di kepulauan adaman di teluk bagali disebelah sumatera.
Dasar pikirannya mengenai struktur social itu secara singkat adalah seperti yang terurai dibawah ini:
1.      Pusat dari penelitian masyarakat dimuka bumi ini, serupa dengan penelitian ilmu kimia yang memusatkan perhatianterhadap susunan hubungan antara individu-individu yang menyebabkan adanya berbagai sisitem masyarakat.
2.      Struktur dari suatu masyarakat itu mengendalikan tindakan individu dalam masyarakat, tetapi tidak nampak oleh seorang peneliti dengan sekejap pandangan dan harus diabstrakkan secara induksi dari kenyataan kehidupan masyarakat yang komplek.
3.      Hubungan interaksi antar individu dalam masyarakat adalah hal yang konkret yang dapat diobservasi dan dapat dicatat.
4.      Dengan struktur social itu seorang paneliti kemudian kemudia ddapat mengelami latar belakang seluruh kehidupan suatu masyarakat.
5.      Untuk mempelajari struktur social masyarakat di perlukan suatu penelitian dilapangan, dengan mendatangi sendiri suatu masyarakat manusia yang hidup terikat oleh suatu desa, suatu bagian kota besar, suatu kelompok berburu.

Pimpinan Masyarakat
Seorang pemimpin juga mempunyai pengesahan resmi atau legimasi menurut suatu prosedur yang telah ditetapkan oleh adat-istiadat atau hukum masyarakat yang bersangkutan, memegang wewenang untuk memimpin secara resmi. Pimpinan memerlukan tiga unsure penting untuk dapat menjalankan kewajibannya dengan memuaskan, yaitu :
1.      Kekuasan atau power
2.      Kewibawaan atau authorithy
3.      Popularitas
Dari sudut hubungan antar manusia, maka hubungan antara pimpinan dan yang dipimpin termasuk macam hubungan yang dalam ilmu sosiologi disebut hubungan asimetris.

Sifat –sifat pemimpin ialah :
1.      Sifat-sifat yang disenangi oleh masyarakat pada umumnya.
Seseorang yang mempunyai sifat-sifat yang disenangi orang adalah seorang yang popular. Sifat itu penting untuk seorang pemimpin karena sifat disenangi oleh orang banyak itu dapat menjadi pangkal untuk mendapat pengikut yang besar. Seorang pemimpin yang mempunyai sifat-sifat yang dicita-citakan orang banyak, juga seorang yang popular, namun keadaanya agak berbeda dengan seorang pemimpin yang hanya mempunyai sifat-sifat yang pertama.

2.      Sifat-sifat yang menjadi cita-cita dari banyak warga masyarakat dank arena itu suka ditiru.
Seorang pemimpin yang mempunyai sifat-sifat yang dicita-citakan orang banyak,juga seorang yang popular, namum keadaanya agak berbeda dengan seorang pemimpin yang hanya mempunyai sifat-sifat yang pertama. Seorang pemimpin juga mempunyai pengesahan resmi atau legitimasi menurut suatu prosedur yang telah ditetapkan oleh adat istiadat atau hukum dalam masyarakat yang bersangkutan, memegang wewenang untuk memimpin secara resmi. Seorang pemimpin juga mempunyai pengesahan resmi atau legitimasi menurut suatu prosedur yang telah ditetapkan oleh adat istiadat atau hukum dalam masyarakat yang bersangkutan, memegang wewenang untuk memimpin.
3.      Keahlian yang diperlukan dan diakui oleh warga masyarakat
4.      Pengesahan resmi dan keabsahan menurut prosedur yang telah ditetapkan oleh adat masyarakat yang bersangkutan
5.      Sifat keramat menutut pandangan umum dalam masyarakat
6.      Lambang-lambang pimpinan resmi yang telah ditentukan oleh adat dalam masyarakat
7.      Kemampuan untuk mempergunakan kekuatan fisik yang nyata.
 Seseorang yang mempunyai sifat-sifat yang disenangi orang adalah seorang yang popular. Sifat itu penting untuk seorang pemimpin karena sifat disenangi oleh orang banyak itu dapat menjadi pangkal untuk mendapat pengikut yang besar.Seorang pemimpin yang mempunyai sifat-sifat yang dicita-citakan orang banyak,juga seorang yang popular, namum keadaanya agak berbeda dengan seorang pemimpin yang hanya mempunyai sifat-sifat yang pertama.
Seorang pemimpin yang mempunyai sifat-sifat yang dicita-citakan orang banyak,juga seorang yang popular, namum keadaanya agak berbeda dengan seorang pemimpin yang hanya mempunyai sifat-sifat yang pertama. Seorang pemimpin juga mempunyai pengesahan resmi atau legitimasi menurut suatu prosedur yang telah ditetapkan oleh adat istiadat atau hukum dalam masyarakat yang bersangkutan, memegang wewenang untuk memimpin secara resmi. Seorang pemimpin juga mempunyai pengesahan resmi atau legitimasi menurut suatu prosedur yang telah ditetapkan oleh adat istiadat atau hukum dalam masyarakat yang bersangkutan, memegang wewenang untuk memimpin.
Bentuk-bentuk Pimpinan dalam Masyarakat Kecil
Pimpinan kadang kala. Pimpinan ini ada dalam masyarakat band-band berburu yang kecil. Contohnya band-band suku bangsa Indian Cree dibagian utara Britist Columbia, kanada utara. Kelompok kecil ini dalam musim berburuterdiri dari keluarga luas patrilokal.Ada juaga kelompok band-band besar, yang dimana pada musim tertentu mengelompok menjadi besar untuk mencari ikan di tepi sungai.Band kecil yang terpencar dalam daerah berburuh dan tidak mempunyai seorang pemimpin, karena jumlah band-band ini kecil.Apabila ada hal-hal yang dianggap penting, seperti kelahiran, perburuan atau perikanan maka orang yang dianggap penting itulah yang memimpin upacara tersebut. Kalau dari band-band kecil tidak ada yang bias melakukan upacara tersebut maka akan meminta bantuan ke band-band yang lain.
Pimpinan juga sering dibutuhkan dalam peperangan.  Apabila ada oaring yang dalam satu band atau band yang lain dengan alas an wanita, milik, warisan dan lain-lain maka untuk memecahkan pertengkaran itu sering diminta bantuan perantaraan dari band yang lain.dengan demikian orang Indian Cree, hidup dalam masyarakat tanpa pemimpin.
Pimpinan terbatas,
Ada pula suku-suku bangsa berburu yang tidak hanya mempunyai pimpinan kadangkala saja, kalau kebutuhan mendesak dan juga tidak hanya pemimpin khusus untuk soal tertentu.Tetapi mereka mempunyai seseorang pemimpin yang tetap walaupun lapangan kewibawaannya amat terbatas. Contoh suku bangsa berburu adalah suku bangsa tindiga yang ttinggal didaerah danau Eyasi Tanganyika, Afrika Timur.kelompok band Tandiga semacam ini mempunyai pemimpin yang tetap, yang kedudukannya diwariskan secara patrilinial dari keluarga inti dari band. Sungguhpun pemimpin adalah orang yang mempunyai kewibawaan resmi berdasrkan keturunan, tetapi ia rupa-rupanya tidak mempunyai kedudukan yang menyolok lebih dari yang lain, dan iapun rupa-rupanya hanya seorang primus inter paris saja dengan fungsi pimpinan terbatas. Dan rupa-rupanya ada orangf lainyang dituruti berdasrkan keahliannya dalam urusan-urusan itu.Banyak diatara suku bangsa berternak juga mempunyai pimpinan terbatas sperti pada suku bangsa berburu.Contoh bangsa beternak Nuer ialah Bahru’l Ghazi dan Bahru’l Jabl.Kelompok band ini yang sering berubah komposisi tiap musim berburuh, biasanya tidak mempunyai pemimpin tertentu. Pimpinan pengembala ini sering juga timbul waktu ada serangan band lain yang hendak memperluas padanh wilahnya pengembalaannya atau yang hendak mencari ternak. Ada juaga kampong-kampung yang dijadikan pertanian, pekarangan dengan suatu kompleks rumah kecil.Dalam band ini juga tertanam gotong royong yang tinggi. Syarat untuk menjadi tokoh serupa itu adalah memiliki sifat yang sesuai dengan norma dan nilai yang digemari oaring Nuer umumnya.
Pimpinan Mencakup
Masyarakat desa menetap, baik yang berdasarkan bercocok tanam di ldang, maupun bercocok tanm menetap, biasanya mempunyai pimpinan yng mencakup tidak hanya lapangan-lapangan yang terbatas saja, tetapi sebagian besar dari lapangan kehidupan masyarakat.Suatu pimpinan serupa itu byasanya didukung oleh suatu kewibawaan dengan tanda-tanda yang resmi.Walaupun mereka biasanya dipilih oleh penduduk asli dari desa atau oleh suatu dewan desa. Demikian misalnya pada suku bangsa Atoni Pah Meto di timur barat, kepala adat di  desa ialah temukung dan para amnais dipilih oleh penduduk desa tetapi dari beberapa ume tertentu. Adapun mengenai lambang-lambang pmpinan, pemimpin-pemimpin dalm masyarakat desa di Indonesia sering juga dilengkapi dengan benda-benda pusaka. Benda-benda itu dalam kebdayaan dari banyak suku bangsa di Indonesia berupa senjata-senjata pusaka, seperti keris dan tombak, alat bunyi-bunyian seperti ging, gendereng atau gamelan suci dan biasanya juga paying pusaka.
Disamping syarat-syarat adapt yang memberi kewibawaan untuk menduduki pmpinan, pemimpin adat tentu juga sebaliknya mempunyai sifat-sifat memimpn yang laindan bisa menambah wibawahnya dan daya kekuatanny yang nyata.di sebaia desa di Indonesia dan rupa-rupanya juga di banyk masyarakat yang lain di dunia, sifat-sifat pemimpin yang penting adalah sifat-sifat yang digemari oleh mereka seperti misalnya kekayaan yang dapat ditunjukkan dengan rumah yang besar, perabot yang bagus dan kemurahan hati dalam menjamu tamu.
Di Indonesia seperti banyak masyarakat lain juga di dunia ada suatu sifat pemimpin yang rupa-rupanya amat di hargai ialah pandi berpidato. Kita mudah menerti bagaimana suatau sifat seperti tu dapat mempengaruhi atau menyakinkan orang lain untuk menuruti kehendaknya. 
Pemimpin Pucuk
Pemimpin serupa itu yang dalam kitab-kitab antropologi serin disebut paramount chief, biasaya meliputi lebih dari satu community kecil.wilayah kuasa mereka tidak hanya terbatas kepada satu desa tetapi suatu wilayah luas dengan banyak desa. Suatu pimpinan pucuk adalah sebenarnya juga pmpnn mencakup, tetapi yang lebih luas dan kompleks.
Sifat-sifat pemimpin yang harus dimiliki oleh pemimpin serupa itu adaah basanya sama dengan pemimpin dengan pemimpin mencakup yang sebagai pemimpin resmi memiliki tanda-tanda pimpinan yang ditentukan oleh adat, ialah keanggotaan dalam suatu kelompok kekerabtan yang dianggap tertinggi dan memegang lambang-lambang pimpinan yang berupa benda-benda puska yang suci.
Semua zaman purba rupa-rupanya terjadi melalui proses yang telah terurai diatas ialah sebuah desa atau daerah yang karena sesuatu hal tertentu menjadi kaya dan berkuasa sehingga bisa menkklkkan dan memperluas pengaruhnya atas daerah-daerah dan desa lain.
Di Indonesia kepala-kepala swapraja dalam zaman sebelum perang dunia ke II oleh rakyat mereka masing-masing sering juga dianggap sebagai tokoh-tokoh yang sakti.sifat sakti dan pantangan mendekati bgi sembarang orn menyebabkan bahwa pemimpin pucuk itu seringkali jauh dari rakyatnya. Desa-desa atau daerah-daerah yang letaknya dekat dari pusat pimpinan pucuk ialah sebuah kota istana, tempat raja hidup dengan pejabat–pejabatnya.

Sistem – Sistem Pengendalian Sosial
Arti faham kehidupan suatu masyarakat dalam garis besarnya menurut suatu kompleks tata kelakuan yang kita sebut adat istiadat. Kompleks tata kelakuan atau adat istiadat itudalam praktek berupa cita-cita, norma-norma, pendirian, kepercayaan, sikap, aturan, hukum, undang-undang, dsb., yang mendorong kelakuan manusia. Adat istiadat dalam suatu masyarakat difahami dengan belajar oleh para individu warga masyarakat, satu demi satu, lambat lau, teruus menerus, mulai saat sesudah mereka dilahirkan sampai masa mereka hampir meninggal.
Tiga proses sosial ialah:
a) ketegangan sosial antara adat istiadat dan keperluan-keperluan individu,
b)ketegangan sosial yang terjadi karena pertemuan keperluan-keperluan antara golongan
khusus.
c) ketegangan sosial yang terjadi karena kaum deviants yang dengan sengaja menentang tata
kelakuan, itu semua butuh pengendalian.
Sistem-sistem yang dengan segala macam cara beruasaha untuk mengendali ketegangan-ketegangan sosial yang terjadi karena ketiga gerakan atau proses sosial tersebut diatas, sistem-sistem itulah yang disebut sistem-sistem pengendalian sosial atau sistem-sistem social control.
Cara pengendalian sosial.  Pengendalian ketegangan-ketegangan sosial bisa dilakukan dengan berbagai macam cara yang dapat digolongkan menjadi paling sedikit lima goloongan, ialah:
a.            Mempertebal keyakinan para warga masyarakat akan kebaikan adat istiadat;
b.            Memberi ganjaran kepada warga masyarakat yang biasanya taat kepada adat istiadat
c.             Mengembangkan rasa malu dalam jiwa warga masyarakat yang menyeleweng dari adat istiadat
d.                  Mengembangkan rasa takut dalam jiwa warga masyarakat yang hendak menyeleweng dari adat istiadat dengan ancaman-ancaman dan kekerasan.

tengku fanny

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment